Senin, 25 Januari 2016

Biografi KH. Komar Sya'roni

[BIOGRAFI KH. KOMAR SYA'RONI]




KH. Komar Sya'roni merupakan Bapak/kakek/Cucu/Buyut bagi kita selaku anggota Keluarga Besar KH. Komar Sya'roni dan Hj. Emu Muliha. Beliau dilahirkan pada tanggal 03 Oktober 1930 dari seorang ibu yang sering kita panggil 'Embo Iti'.

Embo Iti

Adapun nama asli dari Embo Iti ini adalah Siti Nafisah binti Hj. Komariyah Pangkalan (Embo Iti berasal dari keturunan Pangkalan, Desa Sindang Sari, Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya). KH. Komar Sya'roni memiliki seorang Ayah yang sering kita memanggilnya ‘Abah Tamami’. Nama asli dari Abah Tamami ini adalah Muhammad Tamami bin Ma Ijong Ciburuy ( Abah Tamami berasal dari keturunan Ciburuy, Desa Sukasukur, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya).  Namun semenjak Abah Tamami menikah dengan Embo Iti, mereka memilih untuk bertempat tinggal di Kampung Calingcing, Desa Nusawangi, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya. Dan di Kampung ini pulalah KH. Komar Sya’roni dilahirkan. 

Kampung Nagarawangi

Mungkin sebagian diantara kita ada yang tidak begitu mengenal dengan nama Kampung Calingcing, karena Kampung tersebut sekarang sudah berganti nama dengan  nama Kampung Nagarawangi. Konon Kampung Nagarawangi ini adalah perubahan nama dari dua nama kampung yaitu Kampung Calingcing dan Kampung Tajamaya. Dua Kampung ini digabung dan disatukan menjadi nama Kampung Nagarawangi atas dasar permintaan para sesepuh yang ada di dua kampung tersebut, termasuk KH. Komar Sya'roni pada saat itu ikut memberikan saran agar dua nama kampung tersebut disatukan dan diganti nama dengan Kampung Nagarawangi, dengan harapan agar hubungan masyarakat dua kampung tersebut selalu damai dan bersatu yang bisa membawa keharuman nagara.  

KH. Komar Sya’roni adalah anak ke 3 dari 11 bersaudara dari Embo Iti dan Abah Tamami. Sebelas anak-anak Embo itu antara lain: 
  1. Atikah (Ikoh) / Makmun alm berdomisili di Margahayu Bandung 
  2. Hj. Engkoy (Emah) / Fakhrurozi alm berdomisili di Nagarawangi Tasikmalaya 
  3. KH. Komar Sya'roni (Ujang) / Hj. Emu Muliha berdomisili di Nagarawangi Tasikmalaya 
  4. Edah Maesaroh (Emih) / Juraedin alm (Abah) berdomisili di Jamika Bandung 
  5. Zaenal Abidin alm (Iding) / Halimah alm (Mamah) bedomisili di Bojongkupa Tasikmalaya 
  6. Yaya / Amas Zakaria alm berdomisili di Nagarawangi Tasikmalaya 
  7. Cicih / Ikin alm berdomisili di Nagarawangi Tasikmalaya 
  8. Maryam (Iyom) / Zainal alm berdomisili di Sukasukur Tasikmalaya 
  9. Hj. Euis Rahmat Rahmawati alm (Mamat) / H. Sholeh berdomisili di Cihampelas Bandung
  10. Enceng Saepuloh alm / Nyai Maesaroh (Ibi) berdomisili di Nagarawangi Tasikmalaya  
  11. H. Endang Syamsudin / Hj. Dede berdomisili di Pondok Gede Jakarta
Pada masa kehidupannya KH. Komar Sya’roni pun pernah menempuh dunia pendidikan baik itu pendidikan formal maupun informal antara lain:
  • SR (Sekolah Rakyat) di Cibodas tahun 1940-1946 (sambil pesantren di Pondok Pesantren Cibeureum) 
  • Pesantren Cibeureum Tahun 1943-1947 dibawah asuhan Ajengan Darmini (sekarang Daarul Abroor)
  • Pesantren Cibodas Tahun1947-1949 dibawah asuhan Ajengan Memed
  • Pesantren Sindangsari 1947-1949 
  • Persamaan Madrasah Tsanawiyah di Ciawi Tahun 1948-1949, sambil  mondok di Pesantren Cibodas dan Pesantren Sindangsari
  • Pesantren Cipasung Tahun 1949-1952 dibawah asuhan KH. Ruhiyat (Ketua PBNU Provinsi periode 1951-1953)
  • Persamaan PGA di Ciawi Tahun 1956-1958
Hanya sekilas penjelasan riwayat mengenai pendidikan yang di tempuh oleh KH. Komar Sya’roni, setelah lulus Persamaan Madrasah Tsanawiyah, beliau tidak langsung melanjutkan Persamaan PGA melainkan dilanjutkan ke pesantren Cipasung. Dari pesantren beliau kembali ke kampung halaman untuk membantu Abah Tamami dalam meneruskan perjuangannya membina dan mengajar di Sekolah Agama (Madrasah Diniyah Miftahul Falah). Di saat sebagai pengajar di Madrasah tersebut, KH. Komar Sya’roni dipertemukan dengan salah seorang santriwati sebagai muridnya lalu menikahinya yaitu Hj. Emu Muliha yang sekarang menjadi istrinya. Beliau menikah pada tahun 1952.  KH. Komar Sya’roni dan Hj. Emu Muliha 


Setelah menikah mereka pergi ke Bandung untuk berdagang selama di sana beliau dikaruniai anak yang pertama yaitu Kakah Atikah. Dari Bandung beliau kembali ke Tasik dan megajar di salah satu Sekolah Dasar di Buni Nagara sebagai tenaga honorer sambil melanjutkan pendidikan formalnya yang sempat tertunda yaitu ikut persamaan PGA di Ciawi tahun1956-1958. Kemudian pindah ke Sekolah Dasar di Parakan Honje Indihiyang, dan disana beliau diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil. Lalu beliau dipindahkan ke SD Sukasukur dan terakhir Madrasah Ibtidaiyah Cikadu dari tahun 1970 sampai beliau pensiun tahun 1983 sebagi Kepala Sekolah di MI tersebut.

Semasa hidupnya pun KH. Komar Sya’roni banyak mengabdikan diri di kemasyarakatan baik tingkat masyarakat sekitar maupun masyarakat luas. Pengabdian beliau antara lain:
  • Ketua MUI Desa Nusawangi Tahun .......- 2015
  • Ketua MUI Kecamatan Cisayong sebagai anggota Tahun 1985-1990
  • Sesepuh Yayasan Al-Falah
Sekarang beliau menghabiskan waktunya sebagai Sesepuh Kampung Nagarawangi dan Yayasan Al-Falah

Mesjid Al-Falah

Madrasah Miftahul Falah

Semenjak menikah dengan Hj. Emu Muliha, beliau dikaruniai sebelas anak yaitu: Kakah Atikah alm, Nurjanah, Mumun Hapipah, Kokon Ks, Engkos Jalaludin, Dadang Asy'ari alm, Iwan Setiawan, Imas Masruroh, Siti Nurhayati dan Asep Dedi alm.




Dari sebelas bersaudara, tiga anak yang sudah meninggal yaitu: Kakah Atikah, Dadang Asy’ari dan Asep Dedi. 

Klik Album KH. Komar Sy Disini...!


0 komentar:

Posting Komentar