[BIOGRAFI KH. KOMAR SYA'RONI]
KH. Komar Sya'roni merupakan Bapak/kakek/Cucu/Buyut
bagi kita selaku anggota Keluarga Besar KH. Komar Sya'roni dan Hj. Emu Muliha. Beliau
dilahirkan pada tanggal 03 Oktober 1930 dari seorang ibu yang sering kita
panggil 'Embo Iti'.
|
Embo Iti |
Adapun nama asli dari Embo Iti ini adalah Siti
Nafisah binti Hj. Komariyah Pangkalan (Embo Iti berasal dari
keturunan Pangkalan, Desa Sindang Sari, Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya). KH.
Komar Sya'roni memiliki seorang Ayah yang sering kita memanggilnya ‘Abah Tamami’. Nama asli dari Abah Tamami ini
adalah Muhammad Tamami bin Ma Ijong Ciburuy ( Abah Tamami
berasal dari keturunan Ciburuy, Desa Sukasukur, Kecamatan Cisayong, Kabupaten
Tasikmalaya). Namun semenjak Abah
Tamami menikah dengan Embo Iti, mereka memilih untuk bertempat tinggal di
Kampung Calingcing, Desa Nusawangi, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya.
Dan di Kampung ini pulalah KH. Komar Sya’roni dilahirkan.
|
Kampung Nagarawangi |
Mungkin sebagian
diantara kita ada yang tidak begitu mengenal dengan nama Kampung Calingcing,
karena Kampung tersebut sekarang sudah berganti nama dengan nama Kampung
Nagarawangi. Konon Kampung Nagarawangi ini adalah perubahan nama dari dua nama
kampung yaitu Kampung Calingcing dan Kampung Tajamaya. Dua Kampung ini digabung
dan disatukan menjadi nama Kampung Nagarawangi atas dasar permintaan para
sesepuh yang ada di dua kampung tersebut, termasuk KH. Komar Sya'roni pada saat
itu ikut memberikan saran agar dua nama kampung tersebut disatukan dan diganti
nama dengan Kampung Nagarawangi, dengan harapan agar hubungan masyarakat
dua kampung tersebut selalu damai dan bersatu yang bisa membawa keharuman nagara.
KH. Komar Sya’roni adalah anak ke 3 dari 11
bersaudara dari Embo Iti dan Abah Tamami. Sebelas anak-anak Embo itu antara
lain:
- Atikah (Ikoh) / Makmun alm berdomisili di Margahayu Bandung
- Hj. Engkoy (Emah) / Fakhrurozi alm berdomisili di Nagarawangi
Tasikmalaya
- KH. Komar Sya'roni (Ujang)
/ Hj. Emu Muliha berdomisili di
Nagarawangi Tasikmalaya
- Edah Maesaroh (Emih)
/ Juraedin alm (Abah) berdomisili di
Jamika Bandung
- Zaenal Abidin alm (Iding)
/ Halimah alm (Mamah) bedomisili di
Bojongkupa Tasikmalaya
- Yaya / Amas Zakaria alm berdomisili di Nagarawangi
Tasikmalaya
- Cicih / Ikin alm berdomisili di Nagarawangi
Tasikmalaya
- Maryam (Iyom) / Zainal alm berdomisili di Sukasukur
Tasikmalaya
- Hj. Euis Rahmat Rahmawati alm (Mamat) / H. Sholeh berdomisili di Cihampelas Bandung
- Enceng Saepuloh alm / Nyai Maesaroh (Ibi) berdomisili di Nagarawangi
Tasikmalaya
- H. Endang Syamsudin /
Hj. Dede berdomisili di Pondok Gede Jakarta
Pada masa kehidupannya
KH. Komar Sya’roni pun pernah menempuh dunia pendidikan baik itu pendidikan formal
maupun informal antara lain:
- SR (Sekolah Rakyat) di Cibodas tahun 1940-1946
(sambil pesantren di Pondok Pesantren Cibeureum)
- Pesantren Cibeureum Tahun
1943-1947 dibawah asuhan Ajengan Darmini (sekarang Daarul Abroor)
- Pesantren
Cibodas Tahun1947-1949 dibawah asuhan Ajengan Memed
- Pesantren Sindangsari 1947-1949
- Persamaan
Madrasah Tsanawiyah di Ciawi Tahun 1948-1949, sambil mondok di Pesantren
Cibodas dan Pesantren Sindangsari
- Pesantren Cipasung Tahun 1949-1952 dibawah
asuhan KH. Ruhiyat (Ketua PBNU Provinsi periode 1951-1953)
- Persamaan PGA di Ciawi
Tahun 1956-1958
Hanya sekilas penjelasan riwayat mengenai pendidikan yang di
tempuh oleh KH. Komar Sya’roni, setelah lulus Persamaan Madrasah Tsanawiyah,
beliau tidak langsung melanjutkan Persamaan PGA melainkan dilanjutkan ke
pesantren Cipasung. Dari pesantren beliau kembali ke kampung halaman untuk
membantu Abah Tamami dalam meneruskan perjuangannya membina dan mengajar di
Sekolah Agama (Madrasah Diniyah Miftahul Falah). Di saat sebagai pengajar di
Madrasah tersebut, KH. Komar Sya’roni dipertemukan dengan salah seorang
santriwati sebagai muridnya lalu menikahinya yaitu Hj. Emu Muliha yang sekarang
menjadi istrinya. Beliau menikah pada tahun 1952. KH. Komar Sya’roni
dan Hj. Emu Muliha
Setelah menikah mereka pergi ke Bandung untuk berdagang
selama di sana beliau dikaruniai anak yang pertama yaitu Kakah Atikah. Dari
Bandung beliau kembali ke Tasik dan megajar di salah satu Sekolah Dasar di Buni
Nagara sebagai tenaga honorer sambil melanjutkan pendidikan formalnya yang
sempat tertunda yaitu ikut persamaan PGA di Ciawi tahun1956-1958. Kemudian
pindah ke Sekolah Dasar di Parakan Honje Indihiyang, dan disana beliau diangkat
menjadi Pegawai Negeri Sipil. Lalu beliau dipindahkan ke SD Sukasukur dan
terakhir Madrasah Ibtidaiyah Cikadu dari tahun 1970 sampai beliau pensiun tahun
1983 sebagi Kepala Sekolah di MI tersebut.
Semasa hidupnya pun KH. Komar
Sya’roni banyak mengabdikan diri di kemasyarakatan baik tingkat masyarakat
sekitar maupun masyarakat luas. Pengabdian beliau antara lain:
- Ketua MUI Desa
Nusawangi Tahun .......- 2015
- Ketua MUI Kecamatan Cisayong sebagai
anggota Tahun 1985-1990
- Sesepuh Yayasan Al-Falah
Sekarang beliau
menghabiskan waktunya sebagai Sesepuh Kampung Nagarawangi dan Yayasan Al-Falah
|
Mesjid Al-Falah |
|
Madrasah Miftahul Falah |
Semenjak
menikah dengan Hj. Emu Muliha, beliau dikaruniai sebelas anak yaitu: Kakah Atikah alm, Nurjanah, Mumun Hapipah, Kokon Ks, Engkos Jalaludin, Dadang Asy'ari alm, Iwan Setiawan, Imas Masruroh, Siti Nurhayati dan Asep Dedi alm.
Dari sebelas bersaudara, tiga anak yang
sudah meninggal yaitu: Kakah Atikah, Dadang Asy’ari
dan Asep Dedi.
0 komentar:
Posting Komentar